Jumat, 01 Juli 2011

cara kerja alat sondir

STANDARD PENETRATION TEST

Tidak diragukan lagi bahwa salah satu aspek terpenting dalam geoteknik adalah penyelidikan tanah yang baik dan benar.
Salah satu uji lapangan yang dapat dikatakan hampir selalu dilakukan dalam setiap penyelidikan tanah di Indonesia  adalah Uji Penetrasi Standar (Standard Penetrotion Test) atau umum dikenal dengan nama SPT.
Tidak saja di Indonesia, SPT yang dikembangkan sejak 1927 ini juga dipakai secara luas di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan uji SPT ini menggunakan peralatan yang sederhana, mudah pengoperasiannya, mudah pemeliharaannya, dan relatif murah.
  
Standard Penetration Test (SPT)
(Wesley, 1997: 37)

Alat dinamis yang berasal dari Amerika Serikat.
“split spoon sampler” dimasukkan kedalam tanah pada dasar lubang bor dgn memakai suatu beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yg dijatuhkan dari ketinggian 30 in (75cm).
Jumlah pukulan untuk memasukkan spoon 12 in (30 cm), disebut nilai N (N number or N value).
Umumnya hasil percobaan penetrasi statis seperti alat sondir lebih dapat dipercaya daripada hasil percobaan
dinamis seperti SPT

Cacatan: Dalam negara-negara yang menggunakan sistem ukuran metrik (seperti di Indonesia), pemancangan palu SPT umumnya dilakukan hingga penetrasi 450 mm (atau 3 kali 150 mm) dan bukan 457,2 mm. Tinggi jatuh yang digunakan juga hanya 760 mm (bukan 762 mm)
 
 Standard Penetration Test (SPT)
 

Kesukaran mereproduksi nilai ‘N’ SPT

Sejak thn 1956 uji spt distandarisaikan dalam ASTM D 1586 dengan judul “Standard Method for Penetration Test and Spilt-Barrel Sampling of Soil”. Meskipun demikian, ternyata uji yang relatif sederhana ini sulit untuk menghasilkan nilai ‘N’ yg sama, sekalipun dilakukan pada jarak yang berdekatan. Dalam istilah teknisnya ‘sukar direproduksi’. Kesulitan ini berakibat parameter nuilai N SPT yg diperoleh sukar digunakan untuk perencanaan, terutama bila diperlukan perbandingan dgn nilai SPT dari tempat lain dan korelasi dgn para meter tanah lain yg diperlukan untuk perencanaan.
 
Faktor-fektor  kesukaran mereproduksi nilai SPT (penelitian ahli)

1.Variasi dalam peralatan SPT yang digunakan.
2.Variasi tinggi jatuh yang tidak selalu 760 mm.
3.Gesekan yg terjadi antara palu penumbuk dgn batang pengarah yg digunakan.
4.Pemakaian mata tabung belah yg sudah aus, bengkok atau rusak.
5.Kegagalan menempatkan tabung belah pada dasar lubang bor yg tidak terganggu.
6.Lubang bor yg tidak bersih
7.Muka air atau lumpur bor (drilling fluid) dalam lubang bor lebih rendah dari MAT. Akibatnya dasar lubang bor dapat mengalami pelunakan atau membubur (quick)
8.Ada krikil pada mata tabung belah SPT
9.Pengeboran yang tidak baik
10.Efek tekanan tanah (overburden pressure). Tanah dgn pedatan sama akan memberikan nilai N yg lebih rendah bila berada dekat dengan permukaan tanah.
Nilai N value yang diperoleh dengan percobaan standard Penetration Test dapat dihubungkan secara impiris dengan beberapa sifat lain dari pada tanah yang bersangkutan.
Hasil dari SPT ini sebaiknya selalu dianggap sebagai perkiraan kasar saja, bukan sebagai nilai-nilai yang teliti.
Umumnya hasil percobaan penetrasi statis seperti alat sondir lebih dapat dipercaya dari pada hasil percobaan dinamis SPT.
Membuat lubang bor hingga ke kedalaman uji SPT akan dilakukan
Suatu alat yang dinamakan ”standard split-barrel spoon sampler” dimasukan ke dalam tanah pada dasar lubang bor dengan memakai suatu beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63,5kg) yang dijatuhkan pada ketinggian 30 in (76cm)...........(762 cm)
Setelah split spoon ini dimasukkan 6 in (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk memasukkannya 12 in (30 cm) berikutnya.
Jumlah pukulan ini disebut nilai N (N number or N value) dengan satuan pukulan per kaki (blows per foot).
Setelah percobaan selesai, split spoon dikeluarkan dari lubang bor dan dibuka untuk mengambil contoh tanah yang tertahan didalamnya.
Contoh ini dapat dipakai untuk percobaan klasifikasi semacam batas Atterberg dan ukuran butir, tetapi kurang sesuai untuk percobaan lain karena diameter terlampau kecil dan tidak dapat dianggap sungguh-sungguh asli.
Cara melakukan percobaan pada alat SPT sebagai berikut; Suatu alat yang dinamakan “split spoon samperdimasukkan kedalam tanah dasar lubang bor dengan memakai beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30 in (76 cm). Setelah “split spoon” dimasukkan  6 in (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk memasukannya 12 in (30,5 cm) berikutnya. Jumlah pukulan disebut N (N number or N value) dengan satuan  pukulan/kaki (blow per foot). Pemboran menunjukanpenolakandan pengujian diberhentikan apabila ; diperlukan 50 kali pukulan untuk setiap pertambahan 150 mm, atau telah mencapai 100 kali pukulan, atau 10 pukulan berturut-turut tidak menunjukan kemajuan.
 
Percobaan ini adalah suatu macam percobaan dinamis yang berasal dari Amerika Serikat.
Alat serta cara melakukan percobaan seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
Sejak tahun 1956 uji SPT ini distandarisasi dalam ASTM D 1586 dengan judul “Standard 
 Method for Pentration Test and Spilt Barrel Smpling of Soil”.  

Bila mana penetrasi yang disyaratkan tidak tercapai karena dijumpai tanah keras (batuan) maka jumlah pukulan yang diperlukan untuk mancapai 12 inch pertama yang diambil sebagai nilai N.
gambar perncanaan sondir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar